Jumat, 30 Agustus 2013

Bahaya dan Efek samping dari WiFi

Penelitian terhadap dampak radiasi sinyal nirkabel pada manusia umumnya tidak
menghasilkan kesimpulan yang kongkrit. Akan tetapi, dari penelitian
terbaru yang dilakukan terhadap pohon, terungkap bahwa makhluk hidup
yang satu ini lebih ringkih dibanding manusia. Penelitian yang
dilakukan oleh Wageningen University menemukan bahwa pepohonan yang
tumbuh di kawasan yang memiliki aktivitas WiFi tinggi, khususnya di
kawasan pemukiman penduduk, menderita gejala yang tidak sama dengan
gejala yang disebabkan oleh bakteri atau virus.

Seperti dikutip dari PopSci, 23 November 2010, gejala-gejala yang
muncul pada pohon termasuk di antaranya adalah pendarahan, celah di
kulit, matinya bagian tertentu dari daun, serta pertumbuhan yang
abnormal. Untuk mengujicoba hipotesa apakah penyebab penyakit misterius
tersebut diakibatkan oleh radiasi WiFi, peneliti menggunakan 20 pohon
ash atau Fraxinus dan memberikan berbagai tingkat radiasi pada
pohon-pohon tersebut selama 3 bulan.

Ternyata, pohon yang terekspos sinyal WiFi menunjukkan tanda-tanda
penyakit akibat radiasi, termasuk warna seperti timah pada
daun-daunnya, yang mengindikasikan bahwa daun tersebut akan segera
mati. Sebagai gambaran, di negara seperti Belanda, sekitar 70 persen
pepohonan di kawasan pemukiman mengalami efek samping dari radiasi.
Angkanya naik dari hanya 10 persen pada 5 tahun lalu. Ini merupakan hal
yang lumrah mengingat penggunaan WiFi telah meroket pada beberapa tahun
terakhir.

Saat ini, para ilmuwan akan melakukan sejumlah penelitian lain untuk
mengetahui lebih lanjut seputar radiasi pada pertumbuhan tanaman. Dan
sayangnya, belum ada solusi yang dapat diberikan bagi pepohonan akibat
dampak buruk penggunaan WiFi tersebut.

0 komentar: